Tidur ternyata memiliki fungsi seleksi ingatan dan membuat otak seperti arsip. Demikian kesimpulan peneliti Beth Israel Deaconess Medical Center dan Harvard Medical School di Boston, Amerika Serikat. Dalam tidur, otak manusia bisa menyimpan memori kejadian “baik” dan menyiishkan memori “buruk”.
Penelitian dilakukan terhadap 88 mahasiswa sukarelawan. Mereka diberi uji panggilan ingatan. Sebelumnya, mereka diuji pada pagi dan sore hari. Sukarelawan diminta melihat sebuah mobil yang diparkir di muka toko dan mobil rusak akibat tabrakan yang teronggok di sebuah jalan. Peserta kemudian dibagi tiga: yang dilarang tidur yang diberi kesempatan tidur 12 jam, dan yang ingatannya langsung diuji setelah sejam kemudian.
Hasilnya, para partisipan yang diberi kesempatan tidur mampu menjalani ujian dengan baik. Ingatan mereka lengkap, baik pada obyek maupun latar belakangnya. “Sedangkan peserta yang tidak diberi kesempatan tidur tidak lengkap dalm mengingat obyek dan latar belakangnya,” kata Dr. Jessica D. Payne, anggota tim peneliti.
Dalam penelitian yang dimuat di jurnal medis Psychological Science edisi Agusuts 2008 itu, terungkap 68% peserta yang mendapatkan kesempatan tidur mampu mengingat dengan baik, bahkan detai, sedangkan yang tak tidur hanya 44% yang mampu mengingat dengan baik. “Tidur ternyata amapu memutuskan mana ingatan yang harus dipegang dan mana yang harus dilepas,” kata Payne.
0 komentar:
Posting Komentar